🐺 Dalam Pementasan Teater Sudut Pandang Pengarang Disebut Juga Dengan
J ·. Pada mulanya pementasan teater tidak mengenal sutradara. Pementasan teater muncul dari sekumpulan pemain yang memiliki gagasan untuk mementaskan sebuah cerita. Kemudian mereka berlatih dan memainkkannya di hadapan penonton. Sejalan dengan kebutuhan akan pementasan teater yang semakin meningkat, maka para aktor memerlukan
Sudutpandang adalah cara pengarang memposisikan dirinya dalam sebuah cerita. Dalam novel Cerita Cinta Enrico Ayu Utami menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Hal ini dapat dilihat dari kata ganti yang banyak commit to user digunakan. Kata ganti yang banyak digunakan dalam novel Cerita Cinta Enrico adalah kata ganti
Sudutpandang atau yang juga disebut dengan point of view ini memegang peranan yang cukup besar dalam narasi sebuah cerita, hal ini seperti yang tertulis dalam buku Tema dan Amanat dalam Cerita Pendek Indonesia (2020:26) yang menjelaskan bahwa sudut pandang adalah visi pengarang. Ini berarti sudut pandang diambil oleh penulis atau
sudutpandang pengarang ( point of view). 1. Unsur Alur atau Jalan Cerita Lakon. Alur atau plot dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan, garis, atau rangkaian carita yang dihubungkan dengan sebab akibat (hubungan kuasalitas). Artinya, tidak akan terjadi akibat atau suatu dampak, jika tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya.
1 DRAMA DAN PEMENTASAN DRAMA Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari Bab 8 ini, Anda diharapkan mampu: Mengidentifikasi unsur-unsur Instristik drama yang dibaca/ ditonton Menyebutkan tahapan alur cerita dalam teks drama yang dibaca Mendeskripsikan isi babak demi babak dalam teks drama yang dibaca Menentukan konflik dalam teks drama yang dibaca
Strukturdalam drama yaitu prolog, dialog, dan epilog. 1. Prolog. Prolog merupakan bagian awal dari sebuah drama. Prolog biasanya digunakan untuk menceritakan gambaran drama yang akan dimainkan secara umum. 2. Dialog. Dialog merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah drama.
Sudutpandang pengarang pada kutipan cerpen cerita tersebut adalah orang ketiga pelaku utama. “penglihatan” dalam tanah cerpen pilihan 2016, jakarta, kompas, 2017. Source: pernah bercerita, bahwa salah satu perbedaan fisik manusia dan binatang adalah pada moncongnya.
Sudutpandang adalah titik kisah yang merupakan penempatan dan posisi pengarang dalam ceritanya. Dia juga mengemukakan titik kisah terbagi menjadi 4 jenis yaitu pengarang sebagai tokoh, pengarang sebagai tokoh sampingan, pengarang sebagai orang ketiga, dan pengarang sebagai narator atau pemain. 2. Menurut Aminudin (1995:90)
A alur B. latar C. amanat D. sudut pandang . Latihan Soal Online – Semua Soal. pesan moral yang disampaikan dalam sebuah pementasan drama disebut juga dengan . A. alur B. latar C. amanat D. sudut pandang . Semua Soal ★ SD Kelas 4 / Unsur-Unsur Intrinsik - Bahasa Indonesia SD Kelas 4. pesan moral yang disampaikan dalam sebuah
. INIRUMAHPINTAR - Sebutkan Unsur-Unsur Lakon Teater dan Penjelasannya? Teater sebagai seni merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan medium utamanya manusia yang dibangun oleh beberapa unsur pembentuknya, salah satunya unsur lakon dalam konteks seni pementasan lebih populer disebut dengan lakon yang punya peranan dan diperankan oleh tokoh utama yakni boga lalakon. Lakon sebagai karya sastra dapat diartikan sebagai ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide, perasaan, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat media bahasa. Pesona atau daya tarik keindahan di dalam sastra, setidaknya dapat dipahami melalui bentuk, isi, ekspresi, dan bahasa ungkap seorang sastrawan dengan persyaratan unsur-unsur di dalamnya, yaitu adanya; Alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Unsur-unsur tersebut, hendaknya mengandung muatan; 1 Keutuhan unity artinya setiap bagian atau unsur yang ada menunjang kepada usaha pengungkapan isi hati sastrawan. Dengan kata lain tidak adanya unsur kebetulan, semuanya direncanakan dan dipertimbangkan secara seksama. 2 Keselarasan harmony artinya berkenaan dengan hubungan satu unsur dengan unsur lain, harus saling menunjang dan mengisi bukan mengganggu atau mengaburkan unsur yang lain. 3 Keseimbangan balance ialah bahwa unsur-unsur atau bagian-bagian karya sastra, baik dalam ukuran maupun bobotnya harus sesuai atau seimbang dengan fungsinya. Sebagai contoh, adegan yang kurang penting dalam naskah drama akan lebih pendek daripada adegan yang penting. Demikian juga halnya di dalam puisi bahwa yang dianggap penting akan terjadi pengulangan kata atau kalimat dalam baris lain. 4 Fokus atau pusat penekanan sesuatu unsur right emphasis artinya unsur atau bagian yang dianggap penting harus mendapat penekanan yang lebih daripada unsur atau bagian yang kurang penting. Unsur yang dianggap penting akan dikerjakan sastrawan lebih seksama, sedang yang kurang penting mungkin hanya garis besar dan bersifat skematik saja. Unsur-Unsur LAKON Teater dan Penjelasannya Unsur bahasa merupakan faktor penting dalam berkomunikasi antara pemeran dan penonton, terutama dalam menyampaikan isi pesan yang dilontarkan melalui para pemerannya. Maksud bahasa di sini adalah bahasa secara penyampaian verbal. Hal ini untuk membedakan dengan bahasa gerak, tari atau pun mime. Dengan alasan ciri dari teater rakyat, termasuk di dalamnya yang bersifat spontan, maka dalam membawakan lawakan maupun dalam lakon cerita dikatakan Soemardjo, 200419 yakni nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontanitas. Hal ini, jelas dalam menyikapi laku dramatik yang dibangun secara spontanitas para pemainnya sebagaimana dijelaskan Sembung, 199232 bahwa lakon teater rakyat, Topeng Banjet yang ada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Biasanya menggunakan lakon yang telah dipakai dan kadangkala diulang-ulang dan sangat dikenal oleh pemain dan masyarakat setempat sehingga kerja penyiapan materi seninya tidak terlalu bergantung pada latihan khusus. Naskah lakon teater, khususnya teater tradisional ditangan sang koordinator dan biasanya merangkap pimpinan grup, atau orang yang dituakan dalam kelompok seninya. Lakon yang akan dibawakan baik diminta atau tidak yang empunya hajat penanggap seni merupakan bahan lakon yang perlu dipahami, dan diperankan secara saksama. Adapun bahan lakon tersebut yakni dari teks lisan dalam bentuk garis besar lakon bedrip lakon, cerita disampaikan koordinator kepada para pemain yang ditindak lanjuti menjadi wujud pementasan. Dalam pementasan teater kedudukan lakon menjadi unsur penting. Lakon yang telah ditentukan sebagai bahan pementasan teater, terlebih dahulu dianalisis bagian-bagiannya, antara lain ; alur plotting, tema thought, tokoh dramatic person, karakter character, Tempat kejadian peristiwa Setting, dan Sudut pandang pengarang point of view. Unsur tokoh dan karakter atau perwatakan sebagai unsur seni peran, telah dibahas pada pertemuan bab sebelumnya. Selanjutnya, untuk mempelajari naskah lakon teater, kamu harus memulainya dengan memahami beberapa unsur, antara lain sebagai berikut. 1. Alur atau Jalan cerita Alur dalam bahasa Inggris disebut plot. Alur dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, garis cerita atau rangkaian cerita yang dihubungkan dengan sebab akibat hukum kausalitas. Artinya, tidak akan terjadi akibat atau dampak, kalau tidak ada sebab atau kejadian sebelumnya. Berbicara alur dapat dikemukakan pula tentang alur maju dan alur mundur. Alur maju, artinya rangkaian cerita mengalir dari A sampai Z. Adapun Alur mundur, cerita berjalan, yaitu, penggambaran cerita yang mengakhirkan bagian awal, dapat juga cerita di dalam cerita atau disebut dengan flashback. a Introduksi= Pengenalan tokoh misalnya Arif, Tuti, Ayah, Ibu, Paman dan Orang Tua Arif b Reasing Action = tokoh utama memiliki itikad Tokoh Arif c Konflik = tokoh utama mengalami pertentangan Itikad Arif dihambat oleh orang tua Tuti d Klimaks = terselesaikannya persoalan tokoh utama kedua orang tua Tuti merestui Arif dalam hubungan cinta e Resolusi = penurunan klimaks atau disebut anti klimaks Kedua orang tua Arif melamar Tuti f Kongklusi = kesimpulan cerita atau kisah Arif dan Tuti bersanding dipelaminan Faktor pertama dan utama dalam memilih naskah lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan cerita yang digulirkan melalui alur, dan pesan moral bersifat aktual atau tidak. Pesan moral yang dimaksud harus mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar tercipta keseimbangan hidup, harmonis, dan bermakna. 2. Tema Tema adalah pokok pikiran. Di dalam tema terkandung tiga unsur pokok, yaitu 1 masalah yang diangkat, 2 gagasan yang ditawarkan, dan 3 pesan yang disampaikan pengarang. Masalah yang diangkat di dalam tema cerita berisi persoalan-persoalan tentang kehidupan, berupa Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan, pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. Gagasan yang ditawarkan dalam tema adalah jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal sampai akhir. Pesan di dalam tema sebuah lakon berupa kesimpulan ungkapan pokok cerita dari pengarang. Tema-tema yang ada pada lakon drama atau teater, biasanya tentang; kepahlawanan heroic, pendidikan educatif, sosial social, kejiwaan pscykologi, keagamaan religius. Tema lakon di dalam teater remaja, biasanya lebih didasarkan pada muatan pendidikan untuk menumbuh-kembangkan mental, moral, dan pikir. Contoh, dalam memahami tema, temanya pendidikan; masalahnya adalah “narkoba“, gagasan atau idenya adalah “menghilangkan nyawa”, pesan moral atau nilainya adalah “jauhi narkoba” sebab menghilangkan nyawa. 3. Penokohan Penokohan di dalam teater dapat dibagi dalam beberapa peran, antara lain protagonis, antagoni, deutragonis, foil, tetragoni, confident, raisonneur dan utility. Secara rinci pesan tersebut dapat dijelaskan berikut. a. Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama boga lalakon disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah menggerakkan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatik konflik b. Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. tokoh antagonis dan protagonis biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita. c. Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat kepada tokoh utama. d. Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat untuk memperburuk kondisi kepada tokoh antagonis. e. Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik. f. Confident adalah tokoh yang menjadi tempat penyampaian tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh di-ketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton. g. Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton. h. Utility adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro punakawan. Kedudukan tokoh utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun. Dalam kaitan penokohan di dalam teater rakyat atau teater tradisional cenderung bersifat flat. Artinya, setiap pemain atau pemeran yang akan membawakan penokohan cerita tidak berubah atau jarang berubah orang sesuai dengan karakter atau kebiasaan tokoh yang dibawakan dalam membawakan peranannya. Oleh karena itu, di dalam teater rakyat, mengenal pembagian casting berdasarkan kebiasaan tokoh yang dibawakan. Apakah itu tokoh pejabat, penjahat, goro-goro atau peran utama dengan paras yang ganteng. Dengan tipe casting inilah, teater rakyat akan lebih mudah untuk mengembangkan cerita dengan tingkat improvisasi dan spontanitas tinggi tanpa naskah. 4. Karakter Karakter adalah watak atau perwatakan yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon. Watak atau perwatakan yang dihadirkan pengarang dengan ciri-ciri secara khusus, misalnya berupa; status sosial, fisik, psikis, intelektual, dan religi. Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban tokoh dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, penggangguran, gelandangan, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, ulama, ustad, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden, dan lain-lain. Fisik sebagai ciri dari perwatakan, menerangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin laki-laki perempuan atau waria, kelengkapan pancaindra atau keadaan kondisi tubuh cantik-jelek, tinggi-pendek, kurus-buncit, kekar-lembek, rambut hitam atau putih, buta, pincang, lengan patah, berpenyakit atau sehat, dan lain-lain. Psikis sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami tokoh, seperti; sakit ingatan atau normal, depresi, traumatic, mudah lupa, pemarah, pemurah, penyantun, pedit, pelit, dermawan, dan lain-lain. Intektual sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal sosok tokoh dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil sebuah keputusan atau menjalankan tanggung jawab. Misalnya, kecerdasan pandai atau bodoh, cepat tanggap atau apatis, tegas atau kaku, lambat atau cepat berpikir, kharismatik gambaran sikap sesuai dengan kedudukan jabatan, tanggung jawab berani berbuat berani menanggung resiko, asalkan dalam koridor yang benar. Karakter tokoh akan lebih mudah dicerna, karena kekhasan tokoh dan pembiasaan membawakan tokoh menjadi landasan dalam membangun karakter peran di dalam penyajian lakon teater. Biasanya pemeran yang berperawakan tinggi besar, berperilaku kasar, handal menampilkan silat akan cenderung membawakan tokoh dengan karakter Jawara atau tokoh jahat. Adapun pemain yang berperawakan tinggi besar dengan paras ganteng akan menerima tokoh dengan karakter tokoh baik. Begitu pula dengan pendukung yang bertubuh kecil dan jelek tetapi mampu mengocek perut akan hadir sebagai tokoh utility atau detragonis atau foil. 5. Setting Setting dalam sebuah lakon merupakan unsur yang menunjukan; tempat dan waktu kejadian peristiwa dalam sebuah babak. Berubahnya setting berarti terjadi perubahan babak, begitu pula dengan sebaliknya. Perubahan babak berarti terjadi perubahan setting. Tempat sebagai penunjuk dari unsur setting di dalam lakon, mengandung pengertian yang menunjuk pada tempat berlangsungnya kejadian. Misalnya di rumah, di hotel, di stasiun, di sekolah, di kantor, di jalan, di hutan, di gang jalan, di taman, di tempat kumuh, di lorong , di kereta api, di dalam Bus, dan seterusnya. Waktu sebagai bagian unsur setting di dalam lakon, menjelaskan tentang terjadinya putaran waktu, yakni siang-malam, pagi-sore, gelap-terang, mendung, cerah, pukul lima, waktu Ashar, waktu Subuh, zaman kemerdekaan, zaman orde baru, zaman reformasi 6. Point of View Setiap lakon, termasuk lakon teater anak-anak, remaja, dewasa atau pun untuk semua umur pasti melibatkan sudut pandang pengarang atau penulis. Sudut pandang pengarang atau penulis ini disebut point of view. Sebagai gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memaknai fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda-tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, kesejalanan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Apabila seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pandangan inti pengarang, secara etika creator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon yang ditulis. Nah, setelah kamu belajar tentang unsur-unsur lakon, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini! 1. Apa saja yang kamu ketahui tentang unsur lakon dalam teater? 2. Jelaskan pengertian lakon teater? 3. Jelaskan unsur-unsur pementasan teater? 4. Apa perbedaan pemakaian unsur bahasa yang digunakan dalam lakon teater tradisional rakyat dan teater tradisional istana?
Merancang Pementasan Teater Foto PixabaySalah satu aspek yang tak terlewatkan dalam pementasan teater adalah proses merancang pementasan. Sebuah pementasan teater tidak akan berjalan dengan lancar tanpa proses yang satu membuat pagelaran seni termasuk pertunjukan teater, kita tentu menginginkan hasil kerja keras terbayarkan dengan penampilan yang maksimal. Tidak hanya itu, apresiasi penonton juga menjadi faktor keberhasilan. Oleh karena itu, merancang pementasan teater secara maksimal harus TeaterMengutip buku Seni Budaya SMA/MA Kelas 10 oleh Jelly Eko Purnomo dan Zefri Yandra, pementasan teater secara umum merupakan proses komunikasi atau interaksi antara pementasan teater dengan penontonnya secara langsung maupun tidak langsung. Pementasan teater terbagi menjadi dua macam, yakni teater tradisional dan teater pementasan teater dibangun oleh suatu sistem pengelolaan yang terstruktur dan sistematis. Dalam proses berteater, pementasan merupakan tahapan akhir dan paling puncak. Inilah mengapa merancang pementasan teater harus dipersiapkan dengan Pementasan TeaterMelansir Buku Siswa Seni Budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seni teater tergolong seni kolektif. Seni yang dihasilkan merupakan bentuk pemikiran bersama dan melibatkan banyak pihak. Misalnya, awak pendukung Purnomo dan Yandra, manajemen dalam seni pertunjukan adalah rangkaian tindakan yang dilakukan oleh seorang pengelola seni pimpinan produksi dalam memberdayakan sumber-sumber yang ada sesuai fungsi menerapkan fungsi manajemen yang baik, tujuan seni dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Tidak hanya itu, merancang pementasan teater yang sesuai dengan manajemen seni pertunjukan dapat memaksimalkan mutu dalam Merancang Pementasan TeaterDalam merancang pementasan teater terdapat unsur-unsur yang perlu diperhatikan oleh pengelola seni. Adapun unsur pementasan teater seperti yang dikemukakan oleh Purnomo dan Yandra adalah sebagai berikutUnsur ini menjadi salah satu hal yang wajib diperhatikan. Hal ini disebabkan karena panggung merupakan bagian yang menggambarkan setting latar dalam pementasan properti menjadi salah satu hal yang tidak boleh terlewatkan. Hal ini berkaitan dengan penambahan nilai dramatik ketika pemain melakukan hanya properti, penampilan para pemain juga ditunjang oleh tata busana yang dikenakan. Pemilihan busana disesuaikan dengan naskah yang sedang teater, tata rias dapat mempertegas ekspresi para pemain. Dengan memperhatikan unsur tata rias, secara tidak langsung dapat memaksimalkan penampilan para pemain ketika pementasan cahaya dan sound systemUnsur penataa cahaya dan sistem suara juga memengaruhi hasil penampilan teater. Penataan cahaya yang baik membantu penonton menikmati adegan yang ditampilkan. Selain itu, pemilihan sound system juga dapat berdampak terhadap tingkat kenyamanan para penonton ketika pagelaran teater dilangsungkan.
Teater merupakan salah satu jenis seni pementasan dengan menggunakan manusia sebagai medium utamanya dan dibangun oleh beberapa unsur pembentuk yang salah satunya adalah lakon. Lakon adalah ungkapan pribadi manusia yang berrupa pengalaman, pemikiran, ide, perasaan, semangat, keyakinan dalam satu bentuk gambaran kongret yang membangkitkan pesona dengan alat atau media bahasa. Pesona sastra setidaknya difahami melalui; bentuk, isi, ekspresi, dan bahasa ungkap seorang sastrawan dengan beberapa unsur didalamnya seperti; unsur alur, tema, tokoh, karakter, setting, dan sudut pandang pengarang. Dari Usnur-unsur itulah hendaknya terdapat beberapa muatan yang diantaranya sebagai berikut; Alur di juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur Maju, artinya rangkaian cerita yang mengalir dan teratur dari A - Z dan Alur Mundur, yaitu penggambaran cerita yang mengakhirkan pada bagian awal, cerita didalam cerita atau disebut juga dengan flashback. Menurut Aristoteles bahwa; Alur terbentuk oleh sebuah struktur cerita dan adapun struktur lakon tersebut dikemukakan sebagai berikut ini. Unsur - Unsur Lakon dalam Teater a. Introduksi pengenalan tokoh . b. Reasing Action tokoh utama memiliki itikat . c. Konflik tokoh utama mengalami pertentangan. d. Klimaks terselesaikan persoalan tokoh utama. e. Resolusi penurunan klimaks/anti klimaks, dan f. Kongklusi kesimpulan. Salah satu faktor yang paling awal dalam memilih naskah lakon terletak pada kekuatan memilih tema. Masalah yang diangkat, gagasan alur cerita, serta pesan moral yang bersifat aktual atau tidak dengan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan agar dapat tercipta kesimbangan hidup, harmonis dan juga bermakna. 2. Unsur Tema dalam Lakon. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tema adalah pokok pikiran dari sebuah cerita dimana didalam tema tersebut terdapat tiga unsur pokok yaitu, Unsur masalah yang diangkat, Unsur gagasan yang ditawarkan, dan Unsur pesan yang disampaikan. a. Masalah. Masalah yang diangkat dalam suatu tema biasanya berisikan tentang problematika kehidupan yang berupa ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, dan keamanan, pada suatu masyarakat tertentu dalam lingkup luas atau terbatas. b. Gagasan. Gagasan yang ditawarkan dalam tema yaitu jalan pikiran pengarang untuk memberikan gambaran cerita dari awal hingga akhir. dan c. Pesan. Pesan didalam tema sebuah lakon yang disampaikan berupa kesimpulan dari ide atau ungkapan pokok cerita dari si pengarang. 3. Unsur Penokohan dalam Lakon. Secara rinci, penokohan didalam teater dapat dibagi manjadi beberapa peran yang diantaranya sebagai berikut; a. Protaginis adalah tokoh utama dalam cerita yang berperan menggerakkan cerita hingga suatu cerita memiliki peristiwa atau kejadian yang dramatik konflik. b. Antagonis adalah lawan dari tokoh utama yang berperan sebagai penghalang atau penghambat tokoh utama dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan. Unsur - Unsur Lakon dalam Teater c. Deutragonis adalah lakon yang berpihak kepada tokoh utama dalam cerita yang biasannya membantu tokoh utama dalam mencapai tujuannya. d. Foil adalah lawan dari Duatragonis yang berpihak kepada lawan dari tokoh utama dan membantu lakon antagonis untuk menghambat etikat atau tujuan dari tokoh utama. e. Tetragonis adalah tokoh atau pemeran yang tidak berpihak kepada salah satu dari kedua tokoh dengan kata lain bersifat netral. Biasanya tokoh ini lebih cenderung dengan perannya yang selalu memberikan masukan-masukan positif kepada kedua tokoh yang berseteru. f. Confident adalah tokoh yang menjadi tempat menyimpan rahasia atau tempat penyimpanan tokoh utama yang bertugas untuk menjaga pendapat tokoh utama agar tidak diketahui oleh orang lain selain dia dan para penonton saja. g. Raisonneur adalah tokoh yang berperan menajdi corong bicara pengarang kepada penonton. h. Utilitty adalah pemeran pembantu dari kedua belah pihak tokoh hitam dan tokoh putih yang ditempatkan sebagai penghibur, pengembira, atau sebatas menjadi pelengkap dalam suatu pementasan. 4. Unsur Karakter dalam Lakon. Karakter adalah perwatakan atau watak yang dimiliki setiap tokoh atau pemeran dalam lakon memliki ciri-ciri khusus seperti; - Status sosial perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau posisi yang diemban seorang tokoh seperti kaya - miskin, tua - muda,rakyat biasa - jelata, pengangguran, gelandangan, dan lainnya. - Fisik sebagai ciri perwatakan adalah melambangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin, kelengkapan panca indra atau tubuh seperti telinga, mata, cantik-jelek, tinggi - pendek, dan lainnya. - Psikis adalah perwatakan yang menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami oleh tokoh seperti penyakit jiwa - normal, depresi, trauma, mudah lupa, pemarah, pemurah dan lainnya. - Intelektual adalah perwatakan yang menerangkan ciri-ciri khusus menganai sosok tokoh dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil keputusan. misalnya kecerdasan pandai, bodoh, cepat tanggap, tegas, kaku, lamban, atau cepat berfikir, Kharismatik digambarkan sesuai dengan kedudukan jabatan, tanggung jawab berani berbuat dan betanggung jawab sera berani menanggung resiko dalam koridor yang benar. fisik, psikis, intelektual, serta religi. 5. Unsur Setting dalam Lakon. Setting dalam lakon merupakan unsur yang menunjukkan waktu kejadian atau peristiwa dalam sebuah babak. Jika terjadi perubahan pada setting maka seara otomatis akan merubah waktu dan tempat kejadian dan juga terjadinya perubahan babak. Tempat sebagai petunjuk dari unsur setting mengandung arti yang menunjukkan pada lokasi berlangsungnya suatu kejadian, seperti dihotel, di rumah, di sekolah, di kantor dan lainnya. Waktu sebagai bagian unsur setting dalam lakon, menjelaskan kapan waktu terjadinya suatu peristiwa seperti pada malam hari, siang hari, sore hari, gelap - terang, hujan - cerah, zaman dulu, masa kini dan lainnya. 6. Unsur Sudut Pandang Pengarang Point of view dalam Lakon. Merupakan unsur gambaran intelektualitas dan kepekaan pengarang atau creator dalam menangkap dan memahami fenomena yang terjadi. Memahami dan menangkap tanda-tanda tentang sudut pandang pengarang merupakan hal penting bagi seorang creator panggung atau pembaca agar terjadi kesepahaman, sejalan atau tidak setuju dengan apa yang ditawarkan dan dikehendaki pengarang. Jika seorang creator dalam proses kreatifnya mengalami kesulitan menemukan pendangan inti pangarang, secara etika creator dapat melakukan konsultasi atau wawancara dengan penulis tentang maksud dan tujuan dari lakon yang ditulisnya. Demikian penjelasan singkat tentang Unsur Lakon Teater tersebut diatas, semoga beranfaat dan teriamkasih. Sumber Kemendikbud_RI-2017.
dalam pementasan teater sudut pandang pengarang disebut juga dengan