π€οΈ Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Beserta Grafiknya
Aktivatoradalah suatu zat atau molekul, dimana berfungsi untuk memacu maupun mempercepat reaksi enzim. Seperti contoh dari aktivator ialah garam- garam dari logam alkali pada kondisi encer (2% - 5%), serta ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Hal ini juga ialah suatu Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim. Baca Juga : Fungsi Sitoplasma. 5.
Faktorfaktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut: 1. Suhu. Kecepatan reaksi enzimatik akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu karena molekul substrat bergerak lebih cepat dan lebih sering bertumbuhkan dengan tempat sisi aktif. Namun, di luar suhu tersebut, laju reaksi enzimatik akan menurun
Kondisiyang tidak sesuai dapat menyebabkan kerja enzim terganggu. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kerja enzim. 1) Temperatur. Enzim memiliki rentang temperatur tertentu agar dapat bereaksi dengan optimal. Pada temperatur yang tinggi, enzim akan rusak (terdenaturasi) sebagai sifat umum dari protein.
ο»ΏPostingankali ini kami akan membahas tentang faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Faktor-faktor tersebut adalah : temperature atau suhu, pH, Inhibitor and Aktivator, serta c ofactor. 1. Temperature atau suhu. Laju suatu reaksi kimia akan meningkat jika suhu dinaikkan karena kenaikan suhu akan meningkatkan pergerakan acak dari molekul
FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim. Berikut ini merupakan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim. 1. Temperatur (suhu) Enzim memiliki sifat termolabil, yang artinya aktivitas enzim selau dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas tersebut akan terus meningkat sampai dengan batas suhu tertentu. Batas suhu dinamakan dengan suhu optimum
Ternyataada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim. Mulai dari suhu, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, tingkat keasaman (pH), aktivator dan inhibitor. Untuk penjelasan lebih lanjut, mari disimak penjelasannya di bawah ini! 1. Suhu.
Padamateri sebelumnya telah dijelaskan bahwa enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme. Perannya adalah sebagai katalis untuk reaksi kimia. Di dalam perjalanannya, ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi aktifitas enzim di dalam tubuh kita, diantaranya suhu, derajat keasaman
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI KERJA ENZIM Posted by Edutafsi on 17 August 2015 - 6:30 PM. Pada artikel sebelumnya kita telah membahas komponen penyusun enzim, sifat-sifat enzim, dan cara kerja enzim. Baca juga : Penamaan dan Klasifikasi Enzim Beserta Contohnya. Pada suhu yang tinggi
5 Inhibitor Enzim. 6. Aktivator. Enzim adalah sebuah senyawa kimia jenis protein yang berfungsi sebagai katalisator. Enzim sangat diperlukan oleh tubuh terutama untuk proses metabolisme. Oleh sebab itu hal-hal berikut ini penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap aktivitas enzim. 1. Temperatur.
. Salam.......Postingan kali ini kami akan membahas tentang faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Faktor-faktor tersebut adalah temperature atau suhu, pH, Inhibitor and Aktivator, serta cofactor Laju suatu reaksi kimia akan meningkat jika suhu dinaikkan karena kenaikan suhu akan meningkatkan pergerakan acak dari molekul-molekul substrat namun kenaikan laju reaksi tersebut hanya sampai pada titik tertentu yang disebut dengan titik optimum. Pada reaksi enzimatis, suhu dibawah titip optimum menyebabkan ikatan hydrogen dan interaksi hidrofobik yang menentukan struktur enzim tidak cukup fleksibel untuk melakukan induced fit pada substrat. Jika suhu diatas titik optimum ikatan hydrogen dan interaksi hidrofobik pada enzim tidak cukup kuat menahan pergerakan acak dari molekul sehingga enzim akan terdenaturasi. pengaruh temperatur pada reaksi enzimatis PH atau keasaman suatu larutan ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen H+ yang ada di dalamnya. Enzim merupakan protein yang tersusun dari beberapa asam amino. Asam amino-asam amino yang bermuatan, seperti asam glutamat yang bermuatan negatif dan lysine yang bermuatan positif sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion hidrogen H+ dalam suatu larutan. pH optimal pada suatu reaksi enzimatis berkisar antara pH 6 sampai dengan 8. Diatas atau dibawah pH tersebut, struktur 3 dimensi dari enzim akan berubah dan tidak dapat mengkatalisis reaksi lagi. Namun ada beberapa enzim yang optimal di pH ekstrim seperti enzim pepsin yang ada dalam lambung. Enzim tersebut optimal pada pH 2. Pengaruh pH pada reaksi enzimatis 3. Inhibitor and Aktivator Inhibitor adalah senyawa atau molekul tertentu yang dapat berikatan spesifik dengan enzim dan ikatan antara keduanya menyebabkan reaksi enzimatis tidak dapat berlangsung. Sedangkan aktivator adalah senyawa atau molekul tertentu yang dapat berikatan spesifik dengan enzim dan ikatan antara keduanya menyebabkan reaksi enzimatis dapat berlangsung atau laju reaksi enzimatis bertambah. Inhibitor dimanfaatkan oleh sel sel tubuh untuk melakukan regulasi proses enzimatis, jika suatu produk dari reaksi enzimatis diperlukan oleh sel, enzim akan diaktifkan dengan menghilangkan inhibitor. Namun jika sel sel tubuh tidak memerlukan suatu produk dari reaksi enzimatis, maka enzim akan di non-aktifkan dengan cara memberikan inhibitor dari enzim tersebut. Inhibitor enzim ada 2 macam yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitif adalah inhibitor yang berikatan dengan sisi aktif dari enzim sehingga menyebabkan enzim tidak dapat mengikat substrat sedangkan inhibitor non-kompetitif adalah inhibitor yang mengikat bagian lain dari enzim selain di sisi aktif namun ikatan tersebut menyebabkan struktur dari sisi aktif berubah dan menyebabkan enzim tidak bisa berikatan dengan substrat. Inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif dalam reaksi enzimatis 4. Cofactor Reaksi enzimatis seringkali membutuhkan suatu senyawa atau melekul kimia tertentu agar dapat berlangsung. Senyawa atau molekul itu disebut dengan cofactor. Sisi aktif dari beberapa enzim memiliki ion logam yang peran untuk menarik elektron menjauh dari molekul substrat. Sebagai contoh enzim carboxypeptidase mencerna protein dengan memanfaatkan ion seng Zn++ untuk menjauhkan elektron dari substrat. Cofactor dari suatu reaksi enzimatis yang bukan merupakan protein disebut dengan coenzim. Dalam kebanyakan reaksi reduksi-oksidasi reaksi redoks, coenzim bertidak sebagai akseptor atau penerima elektron. Elektron dari sisi aktif enzim ke koenzim berpindah ke coenzim kemudian coenzim memindahkan elektron ke enzim yang berbeda. Sering kali elektron tersebut berpasangan dengan proton sebagai atom hidrogen H+ Salah satu coenzim penting yang sebagai akseptor atau penerima elektron adalah nicotinamide adenine dinucleotide NAD+. Ketika reaksi enzimatis terjadi, nicotinamide adenine dinucleotide NAD+ menerima ion hidrogen H+ membentuk NADH. NADH ini kemudian digunakan untuk reaksi lain di dalam tubuh. nicotinamide adenine dinucleotide NAD+ yang merupakan salah satu contoh coenzim
Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim β Enzim adalah suatu protein dimana bertindak sebagai katalis serta bertanggung jawab untuk laju dan kekhususan yang tinggi dari satu maupun lebih reaksi biokimia intraselular dan ekstraselular. Enzim bekerja dengan membentuk kompleks enzim substrat, dengan begitu reaksi enzim selalu bolak β balik. Hampir seluruh enzim ialah protein globular dimana terdiri atas polipeptide tunggal maupun dua atau lebih polipeptide dimana diikat bersama dalam struktur kuarternari oleh ikatan non-kovalen. Ini disebabkan oleh konfigurasi tiga dimensi dimana ada dalam larutan, enzim β enzim bertindak terhadap molekul β molekul lain substrat, serta mengkatalis satu tipe namun tidak harus satu reaksi kimia. 1. Suhu / Temperatur Enzim bersifat termolabil, dimana artinya seluruh aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas enzim akan terus meningkat sampai dengan batas suhu tertentu, dimana batas suhu tersebut dinamakan suhu optimum. Seandainya enzim berada di bawah suhu optimum, maka kerja enzim akan terhambat. Enzim pada suhu 0oC maupun di bawahnya bersifat nonaktif, akan tetapi pada suhu tersebut enzim tidak rusak. Kenaikan suhu bisa meningkatkan akivitas enzim. Namun, saat suhu melebihi batas optimum enzim bisa mengalami denaturasi / kerusakan. Hal tersebut akan mengakibatkan enzim tidak bisa berfungsi sebagai katalis lagi. Baca Juga Jaringan Penyokong Seperti contoh, enzim manusia mempunyai suhu optimum 35oC β 40oC, enzim pada bakteri yang hidup di air panas mempunyai suhu optimum 70oC maupun lebih. 2. Derajat Keasaman / pH Molekul enzim biasanya ialah protein globular, dimana bentuk dan fungsinya bisa dipengaruhi oleh perubahan pH pada cairan di sekitarnya, enzim mempunyai pH optimum yang bisa bersifat basa maupun asam. Sebagian besar enzim mempunyai pH optimum antara 6 β 8. Perubahan pH akan mengakibatkan sisi aktif enzim yang berubah keefektifannya didalam membentuk kompleks enzim substrat, sehingga bisa menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu, perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi atau kerusakan terhadap enzim. Denaturasi oleh pH yang ekstrim umumnya bersifat bolak β balik, namun tidak bolak β balik pada denaturasi yang terjadi karena suhu panas. Dengan peningkatan suhu, maka akan meningkatkan laju tumpukan antara enzim dengan molekul substrat, sehingga nanti akan meningkatkan laju pembentukan kompleks enzim substrat dan juga meningkatkan kecepetan reaksinya. Hal ini bertentangan dengan peningkatan denaturasi enzim terhadap suhu optimum karena reaksi tersebut teralampaui. Akhirnya reaksi itu berhenti, kadang β kadang hanya pada temperatur lebih dari 100oC. Sebagai contoh, enzim ptialin di mulut hanya bisa bekerja pada pH netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada pH asam, sebaliknya enzim tripsin di usus bekerja pada pH basa. 3. Konsentrasi Enzim / Substrat Semakin besar konsentrasi, maka akan meningkatkan kecepatan reaksi. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah sehingga tercapai kecepatan konstan, yaitu jika seluruh substrat telah terikat oleh enzim. Dengan begitu, konsentrasi enzim berbanding lurus terhadap kecepatan reaksi. Bertambahnya konsentrasi substrat pada suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi, saat jumlah enzim pada reaksi itu tetap. Tetapi, saat seluruh sisi aktif enzim sedang bekerja, penambahan konsentrasi substrat tidak bisa meningkatkan kecepatan reaksi. Dengan begitu, akan menunjukkan jika kecepatan reaksi sudah mencapai titik maksimum. Peningkatan kecepatan reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yaitu jika seluruh enzim mengikat substrat. Pada tiap saat, proporsi molekul β molekul enzim dimana terikat pada substrat, maka akan tergantung pada konsentrasi substratnya. Karena konsentrasi meningkat, kecepatan awal dari reaksi Vo disaat penambahan enzim akan meningkat sampai dengan nilai maksimum, Vmax, pada tingkat substrat, enzim ini dikatakan jenuh semua sisi aktif maksimum, dan penambahan jumlah substrat tidak akan menaikkan Vo. Nilai konsentrasi substrat pada saat Vo = Β½ Vmax dikenal dengan tetapan MICHAELS Km dimana untuk reaksi substrat-enzim. Rendahnya nilai Km akan menunjukkan afinitas tinggi atas enzim untuk substratnya. Beberapa enzim seperti contoh aspartase yang hanya akan mengikat satu molekul substrat dimana begitu khusus dikarenakan enzim yang lain dapat mengikat berbagai substrat lain, khusus untuk enzim tersebut seperti seluruh ikatan peptida terminal pada kasus eksopeptidase. Perbedaan tersebut muncul atas derajat stereospesifitas enzimnya, dimana banyak yang membutuhkan gugus prostetik menempel maupun koenzim yang dapat melebur untuk melaksanakan kegiatan aktivitasnya. Pada enzim β enzim tersebut komponen proteinnya dikenal sebagai apoenzim dan seluruh kompleks enzim kofaktor fungsional dikenal dengan holoenzim. 4. Zat β Zat Penggiat / Aktivator Aktivator adalah suatu zat atau molekul, dimana berfungsi untuk memacu maupun mempercepat reaksi enzim. Seperti contoh dari aktivator ialah garam- garam dari logam alkali pada kondisi encer 2% β 5%, serta ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Hal ini juga ialah suatu Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim. Baca Juga Fungsi Sitoplasma 5. Zat β Zat Penghambat / Inhibitor Inhibitor adalah suatu molekul yang bisa menghambat aktivitas enzim. Zat ini dapat dibedakan menjadi dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dengan inhibitor nonkompetitif. Inhibitor Kompetitif Inhibitor kompetitif inhibitor irreversible adalah suatu molekul penghambat kerja enzim dimana bekerja dengan cara bersaing terhadap sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif inhibitor irreversible berkaitan dengan secara kuat pada sisi aktif enzim, nah pengikatan ini berlangsung secara bolak β balik sehingga persentase penghambatan untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang saat substratnya ditambah. Jadi, inhibitor kompetitif ini bisa dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substrat. Seperti contoh yang begitu penting dari pengikatan ini ialah dengan melibatkan enzim yang berlimpah, ribulose bifosfat karboksilase, enzim penambat CO2 terhadap C3 fotosintesis dan terhadap proses ini molekul β molekul O2. Dengan begitu akan bersaing dengan molekul β molekul CO2 dimana untuk sisi aktif serta contoh lainnya adalah sianida dimana terlarut dalam darah bersaing dengan oksigen dimana demi berikatan terhadap sisi aktif hemoglobin. Inhibitor Nonkompetitif Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim atau selain sisi aktif enzim disebut inhibitor nonkompetitif. Inhibitor nonkompetitif merupakan suatu molekul penghambat kerja enzim dimana bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim, yang bisa menyebabkan sisi aktif enzim berubah serta tidak bisa berfungsi lagi. Sehingga substrat tidak bisa berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor ini tidak bisa dihilangkan meskipun dengan menambahkan substrat. Contoh inhibitor nonkompetitif ialah Ag+, Hg2+, dan Pb2+. Baca Juga Vegetasi Adalah Apa yang dimaksud enzim ?Enzim adalah suatu protein dimana bertindak sebagai katalis serta bertanggung jawab untuk laju dan kekhususan yang tinggi dari satu maupun lebih reaksi biokimia intraselular dan ekstraselular Mengapa enzim bekerja secara spesifik ?Karena tiap enzim mempunyai sisi aktif dimana sesuai hanya dengan satu jenis substrat, berarti setiap enzim hanya bisa bekerja pada satu substrat dimana yang cocok dengan sisi aktifnya. Bagaimana susunan pada enzim ?Enzim tersusun atas dua bagian, yaitu 1. Apoenzim2. Gugus prostetik Demikianlah pembahasan artikel Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim ini, semoga bermanfaat dan menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.
Latar Belakang Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubaha-perubahan kimia dalam sistem bilogi. Zat ini dihasilakan oleh organ-organ hewan dan tumbuhan, yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi , transfer radikal dan pemutusan rantai karbon, kebanyakan enzim terdapat didalam alat atau organ dari organisme berupa larutan kolodial dalam cairan tubuh seperti air ludah, darah, cairan lambung dan cairan pankreas. Enzim terdapat di bagian dalam sel, berkaitan dengan protoplasma. Enzim juga terdapat dalam mitokondria dan ribosom. Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Aktivitas katalis yang dimiliki enzim merupakan alat ukur yang selektif dan sensitif terhadap aktovitas enzim. Aktivitas enzim dapat diamati dari sisa substrat, ph, suhu, dan indikator. Faktor yang mempengaruhi pengukuran aktivitas enzim antara lain konsentrasi enzim dan substrat, suhu, pH dan indikator. Aktivitas enzim meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu, laju berbagai proses metabolisme akan naik sampai batasan suhu maksimal. Sebagain besar enzim suhu optimalnya berada di suhu dimana enzim itu berada. Aktivitas enzim maksimal diperoleh pada ph optimal, untuk saliva enzim amilase phnya 7. Bentuk kurva aktivitas pH ditentukan oleh denaturasi enzim pada pH tinggi atau rendah dan penambahan status bermuatan pada enzim atau substrat. Enzim dapat pula mengalami perubahan bentuk bila pH bervariasi. Pengetahuan tentang enzim sangat perlu diketahui karena pada bidang farmasi penggunaan obat-obatan seperti antibiotik penicilin dapat membunuh bakteri dengan menghambat enzim yang berperan. Oleh karen itu, pada praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pengaruh pH terhadap keaktifan suatu enzim dan pengaruh temperatur terhadap keaktifan suatu enzim.
faktor yang mempengaruhi kerja enzim beserta grafiknya